Minggu, 24 Maret 2013

Menyelesaikan masalah tanpa Uang...

Beberapa waktu lalu saya berbincang2 dengan saudara saya. Ada 1 hal yang saya kagum dari beliau.
Beliau pernah merasakan sangat down/stress saat2 keadaan bisnisnya kurang baik. Dari situ timbul omongan yang sangat saya kesan sampai sekarang, yaitu "menyelesaikan masalah tanpa uang, itulah yang membuat mental manusia jadi kuat".
Beliau mencontohkan anaknya. Ketika anaknya memecahkan botol minuman temannya, terjadi perbedaan antara penyelesaian masalah dengan menggunakan uang atau tanpa uang. Mari kita lihat perbedaannya,
  • Dengan menggunakan uang: botol minuman pecah, si anak bilang kepada orang tuanya, lalu orang tua "mengeluarkan duit" untuk mengganti botol minuman yang pecah. Masalah selesai.
  • Tanpa uang: botol minuman pecah, si anak bilang pada orang tua, lalu orang tua bilang ga punya duit, lalu orang tua bilang, harus minta maaf pada temannya, orang tua temannya, dan gurunya. Si anak melakukan dengan penuh tangisan, memberanikan dirinya yang takut untuk minta maaf kepada orang2 yang bersangkutan. Masalah selesai.
2 Hal diatas bisa kita lihat. Bagaimana rasa "pain" perlu bagi kita, uang memang bisa menyelesaikan masalah, namun tidak membentuk karakter manusia. Entah yang namanya keberanian, tegar, kuat diri, bernegosiasi, maupun interaksi sosial, makin terasah jika masalah bisa diselesaikan tanpa uang.
Beliau mengatakan, banyak anak2 orang kaya, yang ketika menghadapi masalah, mereka lari kepada orang tua, lalu uang berbicara. Sehingga karakter, mental, keyakinan dan kecakapan menyelesaikan problem solving tidak terasah. Sehingga banyak yang tidak bisa meneruskan bisnis warisan (ingat mitos 2 atau 3 generasi bisnis akan ambruk).
Wes lah, ndak usah mengurusi anak2 orang kaya, sekarang bagi kita bagaimana cara menyelesaikan masalah kita tanpa uang itu yang membuat kita menjadi emas. Silahkan coba sendiri ya?