tulisana pada: http://forum.purdiechandra.net/showthread.php?t=291
Halo moderator...
1. Saat ini sy sudah punya bisnis-Master franchise makanan , tapi entah kenapa marginnya tipis sekali dan hanya mampu untuk menutupi biaya operasional (impas). Begitu juga dengan cabang-cabang dibawah saya... Apa yang harus saya lakukan, untuk menaikkan harga jualnya saya sangat khawatir pelanggan menjadi lari ? Sedang
sejak 6 bulan ini kita sudah naik harga 3x...
2. Untuk permodalan dan membaguskan rekening saya menggunakan kartu kredit - tarik tunai, tapi saya mulai capek dan nggak mau pakai kartu lagi dan saya sudah tidak punya modal lagi jika tidak pakai kartu.. untuk belanja bahan baku ?
3. Saat ini saya sudah punya rumah baru KPR sejak Februari 2008. Baru selesai dan serah kunci bulan agustus depan. Apa rumah KPR yang baru ini bisa dijadikan agunan untuk menutupi hutang kartu kredit saya & membantu permodalan. Please info... Terimakasih...
============================
bener2 jagoan....
Bisnis....., gampang-gampang susah.
gampang kl tau tekniknya.
susah kalo tau tekniknya tapi gak jalan-jalan bisnisnya....hahaha .
kata2 konyol bisnis yang bagus = "membuat orang lain merasa senang ketika kita tipu"
artinya, orang lain itu (pelanggan) merasa senang hati memberi uang yang lebih kepada kita walau sudah tau kalo harga dipasaran lebih rendah dr pd jualan kita.
hehehehe, puyeng kan...
Nah, sekarang orang lain itu (pelanggan) , perlu "reason" untuk merasa senang kalo kita tipu.
Reason itu bahasa indonya alasan, nah alasan2 itulah yang kita harus cari dari produk2/jualan/dagangan kita.
Ada alasan merek, ada alasan mata (kelihatannya lebih baik), ada alasan lucu, alasan lebih baik dari pada yang lain, alasan lebih banyak memberi bonus, alasan lagi ngetren, alasan berbeda dengan yang lain, macem2 deh.
Kenapa Pak Purdi ngomong gILa melulu? (masak seh....?)
Nah konsep gila yang pak Purdi maksud itu konsep yang mengusung makna "berbeda dengan yang lain". Bahasa teoritisnya = differensiasi.
Kenapa musti gILa? karena dengan giLa itu produk kita dikenal, ada yang mancep/ tertanam diotak pelanggan. Atau bahasa teoritisnya = positioning.
Kalau produk kita diingat selalu/ berkesan ama pelanggan kita, maka ada repeating buying, alias beli beli dan beli lagi.
Nah dah gitu Pelanggan jadi pegawe kita secara gratis juga, kesan merasa senang yang ia rasakan itu diomongin ke orang lain, alhasil org lain itu ikutan membeli produk kita.
akhir cerita......, rame lah dagangan kita....., Amin.
Intinya......, kenapa banyak gagal?
Banyak orang sekedar menjual, menjual dan menjual, tanpa mau tau alasan kenapa orang membeli produk kita, kok bukan membeli di orang lain yang dagangannya sama dengan kita.
Banyak orang yang mengambil margin sedikit karena gak PD dengan dagangannya.
Banyak orang menjual barang yang sama dengan penjual2 lain.
Banyak orang yang gak tau kenapa ia menjual barang dagangannya, krn hanya jualan aja, keliatan tolol sih, tp ya itu kesalahan penjual....
Contoh: kenapa orang membeli buah lebih mahal di supermarket dr pd di pasar padahal buahnya sama?
mungkin jawaban anda:
- supermarket lebih terjamin kualitasnya
- supermarket kan elit tempatnya
- supermarket kan bergengsi
- apalagi supermarket orang kaya, kan gengsi
- supermarket kan tidak menipu
- supermarket kan bayar tempatnya mahal
- supermarket ini mereknya sdh terkenal
- supermarket pelayanannya baik, gak galak kayak pedagang di pasar
- supermarket bersih licin wangi, pasar gak usah diomong
- etc, pikir sendiri....
Nah itulah alasan2 simpel kenapa harga di supermarket lebih mahal. Masalahnya lagi, banyak tuh yang sudah tau kl mahal disupermarket, tetep aja beli di supermarket. (hehehehe, guoblok? sinting? edan? (sori Mr Broer, kata2 kasar) nggak lah, mereka senang kok merasa ditipu ama superman, eh supermarket, karena dapet nilai lebih, hehehe, dengan tidak bermaksud melecehkan guru,.... itulah yang harus digugu lan ditiru )
Menemukan alasan untuk produk kita
Menemukan ini agak susah,karena berhubungan dengan wangsit, insight, eureka effect, kreatifitas dan sarap sedikit. Hahahaha.
Pokoknya paling gampang ya "cara gila" itu, berlaku agak menyimpang ada yang sdh ada/norma, agar bisa masuk ke otak pelanggan kita, tapi ingatan yang baik loh ya...., krn ingatan bs juga buruk.
Nah......, mekanismenya seperti ini:
* kalo sdh menemukan alasannya, kenapa kok org musti beli produk kita, bukan produk org lain, berarti kita PD dengan barang kita.
* Kalo kita PD dengan barang kita, berarti kita berani menetapkan harga barang kita diatas harga pasaran.
* Kalo kita menetapkan harga diatas pasaran, berarti margin keuntungan kita lebih besar.
* kalo margin lebih besar berarti tambah kayalah kita
* kalo tambah kaya Pak Hadi juga kecipratan karena susah payah nulis ini, hahahahaha, bercanda....
Hehehe, kembali ke jagoan neon....
Sebenarnya sama dengan username yang anda pilih;
= kenapa anda pilih nama "jagoan neon" kok bukan nama anda?
Mungkin jawaban anda "jagoan neon" gak ada yang punya, biar lucu keliatannya, beda dengan yang lain
= Kenapa "jagoan neon" begitu menancap diotak anda?
mungkin anda jawab ya karena nama "jagoan neon" lucu, gak pernah ada sebelumnya, produk yang aneh
Akhirnya....
Bisnis anda sdh baik, sdh berjalan walaupun pok/impas, nah yang anda butuhkan itu ya menaikkan omzet, untuk menaikkannya ya dengan berlaku gila itu, itu intinya....
Agak miring sedikit, tp masih waras......hahahaha
==========================
Halo pak etam salam kenal...
Martabak manis & telor saya sudah suangat beda, dari outlet, box, bahkan kita sediakan sumpit... bahkan kita punya website dan hotline center..udah "gila" belum ya.... coba kunjungi www.yusugi.com
kita jual harganya mulai 12.500an...
=============================
Gini Om.
Ini seh bukan saya keminter, ini sudut pandang saya aja.
Produk Om secara konsep bagus, secara Ide juga bagus, secara kontent saya sih ga tau krn belom nyoba produk Om.
Memang mengundang konsumen untuk rela mengelarkan uang bagi kita itu gampang-gampang syusah.
Kadang kala perlu riset untuk mendalami pemenuhan kepuasan atas produk kita.
Ada beberapa orang yang saya temui, kasusnya mirip dengan anda, konsep bagus, konten bagus, ide bagus, tapi juga tdk mendorong pasar untuk beli produknya.
Nah, hal itu perlu diteliti lagi, sampai dimana kekurangan kita. Banyak hal yang kadang terlewatkan. Misalnya ada teman saya buka warung nasi dekat kos2an. Secara tempat, konsep, kontent, dan idenya bagus, tapi ternyata nasinya ga ada yang laku, setelah diselidiki, ternyata anak-anak kos itu telah disediain nasi putih di kosnya. Jadi mereka hanya mencari lauk/ ikannya saja. Nah Banting setirlah ia, konsep dan kontennya dirubah, dari berorientasi nasi menjadi berorientasi pada lauk/ikan.
Nah, baru pas.
Banyak hal yang kadang terlewatkan, yang tdk kita pahami, dan aneh bagi kita, namun itu merupakan kepuasan & kenyamanan konsumen.
Contoh lain, teman saya buka warung mie, tempatnya memanjang, daerahnya pas, mie nya enak, pelayanan ramah dan cepat, tapi pembeli tdk pernah kembali, kenapa? Kl rasa sih enak, beberapa org pun mengatakan enak, tdk hanya saya aja.
Pikiran saya "enak tp kok sepi?", memang belum terbukti, tapi yang saya lihat kursinya terlalu besar. Semestinya ia pakai kursi bakso tanpa sandaran yang kecil tapi cukup untuk duduk menikmati mienya, namun ia menaruh kursi plastik yang ada sandarannya (krn dia pikir supaya nyaman). Akhirnya tempatnya jadi sesak, kurang efisien dan ribet.
Pikiran saya produknya sederhana, hanya mie aja yang divariasi2. Mustinya peralatannya juga mendukung kesederhanaannya. Tanpa tetek bengek. No ribet.
Berbeda dengan tetangganya (beda 1 kios), jualan pecel, tapi antri pembelinya. Peralatannya hanya 2 meja, 6 kursi bakso, dan meja jualan isi sayuran & pecel. Praktis, ga ribet, mudah, cepat, dan kenyang.
Juga dulu di Malang ada Mr. Celup, namun, saya sebagai pembeli ada sanggahan. Kenapa harga nya mahal, contohnya harga Rp.8.000,- dapet 4 tusuk sate (@ sate = Rp.2.000,-). Padahal ditempat laen dapet nasi putih + lauk + minum teh hangat. Gak adil kan? Hehehehe makanya sepi kl menurut saya.
Hehehehehehehehehehehehe, TAPI OM, itu hanya pikiran saya aja, bukan hasil riset loh. Inget, pikiran saya sangat subjektif loh. Hehehehehe.
Nah back to Martabak anda. Hehehehe, saya jadi ngiler berat ngeliatnya, kirim dong 1 ke Jawa Timur, biar Saya n Pak Didik ngicipi, hehehehe.
Kl sudut pandang pribadi saya secara ngawur (hehehehe, biar puyeng):
1. Keliatannya kurang promosi tuh, hehehe, pasang aja spanduk aneh gt kali ya. Wong Pak Pires aja gak tau gitu...., heheheh
2. Keliatannya di Jakarta, bandung, bogor sudah banyak yang aneh gitu, jadi kalo anda aneh itu dikira sudah biasa, hehehehe, mungkin anda musi mengungsi ke kota lain kali ya?
3. Ide sih bagus, Konsep bagus, kontennya sih ga ngerasain ya, nah sekarang saya tanya, apa beda rasa martabak anda dg terang bulan/martabak lain? Hehehehe. ada 2 perkiraan jawaban anda:
* mirip: berarti disini konsumen ketika melihat gerobak anda berbeda dg yang lain, mereka ingin mengicipi "rasa baru" yang anda tawarkan, tapi tenyata dicoba, eh sama aja dengan martaba & terang bulan yang lain, malah enak punya paman2 yang jual di pinggir2 jalan, malah lebih murah disono. Konsumen kecele.
* Beda: berarti konsumen merasa kurang nyaman dengan rasa yg anda tawarkan, alias aneh dilidah mereka (tapi seh ini ngawur2 aja, krn bahan2 yg saya baca sih bahan2 biasa, coklat, keju, susu, dll)
Waduh gak tau deh pak Jagoan neon, saya sih hanya asal ngomong aja, maklum biar rame, hehehehe, karena saya sendiri ga tau produk anda, musti pengamatan dll deh, hahahaha, makanya kirimin 1 aja, sampelnya, dah ngiler neh.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar