Tulisan di: http://forum.purdiechandra.net/showthread.php?t=492
Setelah ikut mentoring oleh Pak Komma Untoro, niat untuk resign dari tempat kerja menggebu-gebu. Waktu itu saya sempat tanya bagaimana dengan
nasib anak dan isteri saya karena saya sendiri belum mulai usaha, di sisi lain saya juga masih punya hutang yang harus dicicil selama 3 th ke depan. Kalau Pak Komma waktu kenal pak Purdi langsung resign karena tabungannya mungkin sudah cukup untuk biaya hidup selama belum buka usaha. Bagaimana dengan saya yang justeru akan bingung dengan tagihan bank bila saya berhenti sekarang, sementara ide bisnis saya hanya bisa dijalankan bilamana saya sudah bebas dari rutinitas kerja yang menyita waktu hingga malam setiap harinya. Pertanyaan ini memang melanggar kesepakatan yang dibuat oleh Pak komma sebelum mulai mentoring bahwa pertanyaan yang berbau otak kiri dilarang, tapi menurut saya, mungkin kalau saya masih hidup sendiri pasti akan berani mengambil langkah extrem seperti itu, namun yang jadi pertimbangan saya adalah tanggung jawab terhadap anak dan isteri saya.
Terimakasih untuk semua rekan yang mau memberikan sarannya.
Salam Sukses,
ambeghalib
=============================================================
Saya sendiri sering kali menemui kasus seperti anda, ingin sukses, tetapi juga terjepit.
Saya biasa memberikan solusi untuk jalan tengah pada murid2 saya. Karena saya sendiri juga takut jika murid belum pengalaman lalu terjun dan salah langkah. Bisa2 saya yang disalahkan.
Saya mempunyai teman, sdh agak tua. Dia dulu bekerja gaji + 15jt/bln, posisi dan perusahaan bergengsi. Kemudian dia juga ingin berusaha, menjadi pengusaha. Lalu ia keluar pekerjaan.
Waktu itu di kotanya ada pembukaan Mall baru, lalu ia menginvestkan, semuanya di bank, untuk membuka sebuah restoran persis di sebelah gerai supermarket terkenal.
Salah satu penyebab investnya besar karena tidak boleh pakai kompor gas, harus listrik.
Bulan pertama ramai pendapatan + 25jt, bulan kedua sama, bulan ketiga, ke empat, dan ke lima agak menurun 20, bulan2 berikut sepi sekali, lama-lama pendapatan minus.
Supermarket itu sendiri sepi juga, walaupun merek terkenal.
Akhirnya ia tidak kuat lagi, tutup lah ia.
Karena ia berhutang, maka rumah, mobil, semua disita dan diambil sebagai pembayaran hutangnya.
Peralatan restoran dan isi rumah pun dijual, hingga ia tidak mempunyai apa-apa lagi. butuh 1,5 tahun lebih untuk recovery lagi.
Namun sekarang ia mencoba kembali dengan berbisnis properti.
Itu sekilas teman saya. Cerita diatas benar-benar terjadi.
Saya dalam penanganan murid saya, saya selalu ambil jalan tengah. Walaupun anda karyawan, walaupun anda ikut orang, anda pun bisa sukses.
Yang perlu diubah kalau anda karyawan, adalah pola pikir anda. Pola pikir anda untuk mau sukses. Pola pikir karyawan berbeda dengan pola pikir pengusaha. Ada beberapa hal pola pikir yang musti dilatihkan untuk menjadi pengusaha (kl mau tahu di lesprivatbisnis.com aja, ....promosi....hehehe).
Yang kedua, sistemnya. Anda harus tahu sistem dan langkah2nya untuk menjadi pengusaha.
Yang ketiga, dan seterusnya...., anda bisa memainkan bisnis dg properti, properti dg bisnis .
Gaji anda sendiri bisa membackup planning anda.
Usaha anda bisa anda delegasikan kepada orang lain, dengan gaji yang disetujui antara anda dan karyawan anda.
Lama-lama jika usaha anda bisa melebihi gaji anda, anda pun bisa melepaskan pekerjaan anda, dan fokus kepada bisnis anda.
Anda musti ingat, banyak usaha yang sukses berawal dari rumahan dan iseng-iseng saja.
Nah kini silahkan anda atur, cari peluang, cari bisnis yang bisa dikembangkan. Dan semuanya kembali kepada anda sebagai karyawan dan calon pengusaha, mana yang anda pilih.....
Kl saya pilih jalan tengah.....,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar